Para santri tunanetra dari Sam’an Bandung tidak hanya memiliki kepedulian yang mendalam terhadap pendidikan dan keagamaan, tetapi juga menunjukkan kepedulian yang besar terhadap isu-isu kemanusiaan yang menimpa saudara kita di Palestina, termasuk kejahatan kemanusiaan yang melibatkan perang dan mengakibatkan korban tak berdosa, seperti warga sipil, anak-anak, perempuan, dan lansia.
Dalam suasana yang diliputi oleh kekerasan dan ketidakamanan, di mana banyak keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka demi keselamatan, para santri tunanetra dari Sam’an Bandung menunjukkan empati yang dalam terhadap penderitaan yang dialami oleh korban perang. Mereka membangun kesadaran tentang pentingnya perdamaian dan kemanusiaan, serta memperjuangkan hak-hak asasi manusia bagi mereka yang terpinggirkan akibat konflik bersenjata.
Santri tunanetra ini secara aktif mengambil bagian dalam berbagai kegiatan sosial dan kampanye advokasi untuk menyuarakan perhatian terhadap para korban perang yang seringkali tidak memiliki suara dalam konflik tersebut. Mereka menyampaikan pesan perdamaian, keadilan, dan solidaritas melalui berbagai cara, mulai dari pembacaan ayat suci Al Qur’an, kegiatan amal, hingga partisipasi dalam forum-forum diskusi internal tentang isu-isu kemanusiaan Palestina.
Keberanian mereka dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan menunjukkan bahwa semangat peduli terhadap sesama tidak terbatas pada kemampuan fisik, tetapi lebih pada kekuatan hati dan tekad untuk membuat perubahan positif di dunia. Meskipun menghadapi keterbatasan visual, para santri tunanetra ini menggantikan ketidaktahuan dengan pengetahuan yang mendalam dan tekad yang kuat untuk menjadi suara bagi yang tidak terdengar.
Selain itu, mereka juga aktif dalam kerja sama dengan organisasi kemanusiaan, yayasan, atau lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap kemanusiaan. Melalui kolaborasi ini, mereka berkontribusi dalam penyuluhan, penggalangan dana, atau program-program bantuan bagi korban konflik di berbagai belahan dunia.
Perjuangan para santri tunanetra dari Sam’an Bandung menegaskan bahwa kepedulian terhadap kemanusiaan tidak mengenal batasan fisik atau kecacatan. Mereka adalah teladan bagi kita semua, bahwa semangat kepedulian dan kebaikan hati dapat memberikan pengaruh positif yang besar dalam mengatasi kejahatan kemanusiaan seperti perang yang merenggut kehidupan dan martabat manusia di Palestina. Keberanian dan komitmen mereka harus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk berdiri dan bersatu dalam upaya mewujudkan perdamaian serta keadilan bagi semua.